Sebenernya jujur sih saya jarang
menonton televisi karena saya memang tidak terlalu suka. Namun ketika saya
kemaren makan di pecel deket kontrakan, saya melihat acara gossip-gossip
selebritis gitu. Disana tampak Ibu Ami yaitu Ibu dari Rafi Ahmad sedang “curhat” tentang kemungkinan anaknya
menggunakan narkoba. Beberapa kalimat yang saya kutip dari beliau kurang lebih
seperti ini.
“Namanya Raffi Ahmad itu kan banyak kerjanya, pagi-pagi dia shooting
buat iklan, lalu jadi presenter dimana-mana, belum juga berbagai sinetron yang
dia perankan, dia itu bekerja dari pagi hingga malam hari. Saya pun meragukan
anak saya kalau dia adalah pengguna narkoba. Lihat saja dengan segudang
kegiatan yang dia miliki. Apakah dia tampak seperti seorang pengguna narkoba?”
Jujur sih seringnya saya tidak
perduli dengan perkataan artis siapapun dalam televisi. Namun kali ini saya
tertarik dengan kasus Raffi Ahmad yang banyak diberitakan ini walaupun sudah 3
minggu. Berikut hanyalah beberapa opini saya mengenai hal ini. Pengetahuan saya
pun sangat terbatas dan ini hanyalah celoteh dari seorang pemuda belum lulus
kuliah. Jadi jangan dianggap serius.
Narkoba itu biasa dan dimana-mana.
Ironi sih memang, tapi jangan
munafik kalo memang narkoba itu biasa dan ada dimana-mana. Barang bukti Raffi
itu kalo tidak salah 2 linting ganja dan 17 butir pil extacy. Bayangkan sebuah
berita yang geger itu hanya dikarenakan oleh 2 linting ganja dan 17 butir pil
extacy? (berkabung) Dari sudut pandang jumlah narkotika.saya merasa bahwa
barang dengan jumlah segitu adalah tidak lain dari berita-berita narkoba yang
dulu suka saya tonton di acara berita jam 12 siang sambil makan siang dan
setiap hari selalu muncul. Penangkapan 2 kilo ganja, penyelundupan shabu di
dalam perut saja tidak menjadi geger, tapi 2 linting ganja dan 17 butir pil
extacy menjadi geger ?
Mendapatkan narkoba tidaklah sulit.
Di sekeliling saya, saya melihat berbagai orang menggunakan narkkoba. Shabu
saya belum pernah lihat, tapi ganja dan extacy itu sudah sering sih
dimana-mana. Ga percaya? Anda coba aja bergaul deh ke komunitas yang suka
nongkrong malem, mau motor, mau mobil , mau music. Terus coba-coba tanya “bang
tau yang jual daun ga?” Saya percaya dengan 2-3 kali menanyakan itu pasti anda
sudah mendapatkan penjualnya. Soal extacy? Ya udah sih ke club aja. Disana tuh
extacy itu udah kayak permen yang harganya mahalan dikit. Jadi orang awam saja
yang punya duit bisa dapet. Apalagi artis. Jelas duitnya banyak, dan dia
dikelilingi banyak orang. Ya pasti gampang banget dapetnya.
Dibalik kehebohan kasus Raffi Ahmad
Daniel Kanhenman dalam Bukunya
Thinking Fast and Slow (buku yang menarik) menjelaskan bahwa adanya availability bias. Availability bias adalah pandangan tidak objektif terhadap seuatu
fenomena atau peristiwa yang memiliki kemungkinan sama tapi lebih menarik
perhatian. Bingung? Pasti. Simpelnya gini. Kasus artis baik dari skandal sex,
narkotika, kekerasan lebih menarik perhatian dariapda orang biasa (wajar
namanya juga artis). Lalu kecelakaan pesawat, sekalinya terlihat akan membuat
kita merasa bahwa pesawat itu tidak aman, walaupun secara statistika kecelakaan
pesawat adalah paling sedikit dibanding dengan kecelakaan kendaraan lain (Ratio
dari jumlah keberangkatan per jumlah kobran pun menunjukan pesawat lebih baik
dari mobil). Hal ini lumrah terjadi karena ini adalah karakter normal dari otak
manusia.
Gara-gara Raffi Ahmad adalah artis
cukup ternama dan track recordnya baik
sekali, penggemar memasukkan image yang ganteng ,baik nurut ama orang tua,
penyayang denga adiknya di alam bawah sadar mereka. Ketika berita buruk itu
muncul, adanya ketidak sinkronan antara
image di benak mereka dan berita itu. Penggemar secara tidak sadar setiap
penggemar mendapatkan shock atau kejutan akan berita buruknya dan nosi ketidak
percayaan ini menjadikan berbagai spekulasi yang kita sebut Gossip yang akan menyebar menembus
tembok dengan kecepatan yang tinggi. Seperti singkatannya makin diGosok makin
SIP, hal ini menimbulkan trend di kalangan penggemar berita selebriti.
Yang namanya trend dan dibicarakan
banyak orang, datanglah sesuatu yang sangat sangat tergantung dari banyaknya
jumlah orang yaitu MARKETING!. Perusahaan rela membayar mahal untuk iklan di
televisi yang ditonton banyak orang. Permintaan akan berita Raffi yang masih
HOT ini sangat tinggi membuat para
stasiun televisi selalu memberitakannya
(ya iya lah ratingnya tinggi) dan perusahan televisi mendapatkan untung dari
para perusahaan yang beriklan di sana. Dan sadarkah anda sekarang yang menonton
berita ini secara up to date? Berita sudah melebar ke Ibu Raffi Ahmad yang
batal umroh, Raffi yang ulang tahun di BNN, dan lain-lain. Dari skala 1-10 anda dapat merating seberapa
“nyambungkah” berita ini dengan kasus narkotika.
Bener gara-gara narkoba?
Dilihat dari barang bukti yang
kecil dan pemberitaan yang membludak, saya merasa ini terlalu berlebihan (opini
pribadi sih). Seperti halnya kasus Ariel Peterpan (Noah ya nama band
sekarang?). Ya ampun kalo soal Ariel itu, namanya video syur artis tuh banyak
banget di internet. Coba cari aja di google, bejibun banget yang pasti. Tapi
kenapa berita Ariel heboh banget? Beberapa sumber sih bilang katanya Ariel
sempet ada skandal sex dengan simpanan mafia kejam di Indonesia. Penjara Ariel
itu hanyalah isengnya dari mafia itu (katanya sih). Raffi juga adalah artis
yang sangat suksess dengan pendapatan yang besar (sinetron, presenter, iklan)
dan juga dari bisnis mobil CBUnya. Camaro SS warna kuning itu adalah hasil dari
bisnis mobil mewah yang dia geluti. Ada yang sirik ga sih sama orang sukses?
Banyak lah, saya aja sirik. Tapi jadi motivasi juga.
Yang namanya sikut-sikutan di dunia bisnis itu
biasa dan jangan lupa bahwa bisnis entertainment adalah bisnis paling hot di
Indonesia. Perputaran uang yang besar, jumlah partisipan yang banyak dan
tingkat kesulitan yang dimiliki membuat bisnis ini kian diminati. Masuknya ga
susah dan duitnya banyak. Dapet duit dari ngartis, bisa bikin bisnis lain.
Asyik kan? Jadi apakah ini kasus
narkoba? Atau Cuma ada yang ga seneng aja ama Raffi gara-gara Raffi suksess
baik di bisnis entertainment dan mobil CBUnya? Secara artis yang make narkoba
juga banyak. Ga percaya? Tanya aja yang namanya orang-orang production house
atau orang-orang dibalik layar perfilman.
Jadi dari semua yang saya
celotehkan disini adalah adanya ketidak objektifan yang kita proyeksikan kepada
masyarakat. Siapa itu masyarakat? Ya kita kita juga. Kasus yang awalnya narkoba
yang tidak baik bagi kesehatan telah melenceng jauh menjadi berita ulang tahun
di penjara, dan juga berita orang tua yang pilih-pilih pengacara kondang
sebagai bukti sayang kepada anaknya. Ya kan?
Secara tidak sadar semua itu
terjadi karena kita. Jadi apakah kita punya kekuatan untuk mengubah ini? Tentu
saja. Bagaimana? Pertama, yang namanya media kan gara-gara permintaan. Mulailah
beralih dari membicarakan Raffi Ahmad, menjadi mengapa sih narkoba itu sangat
mudah didapat? Kenapa sih aparat kemanan tidak menindak tegas narkoba? Dan kita
juga jangan menutup mata akan peredaranya di sekitar kita. Indonesia sudah
sangat banyak kemajuannya. Pemerintah sekarang sudah mulai takut dengan media.
Banyaknya stasiun TV local dan radio berita yang menyampaikan aspirasi rakyat
untuk didengar masyarakat lain. Hal ini mengalihkan sudut pandang masyarakat
yang nantinya akan mengubah permitaan mereka terhadap berbagai hal. Presiden tahun 98 aja bisa runtuh gara-gara
masyarakat apalagi cuma kasus narkoba. Optimis aja deh.
Jadi kesimpulannya?? Hmm Simpulin
aja sendiri deh ya. Apakah kita pengen denger berita tentang Raffi aja? Atau
berita bahwa aparat belum menindak tegas pengedar narkoba (dari segi hukum,
sosiologi, psikologi, dll, saya yakin anda pada expert di bidang anda masing2).
Apakah kita hanya tertarik dengan trend yang ada gara-gara selebriti berbuat
sesuatu yang jauh melenceng dari penctiraan yang kita dapat? Atau kita akan
tertarik dengan berita yang lebih kepada inti permasalahan yang kita hadapi?
Semua terserah anda dan hanya anda seorang yang menentukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar