David Eagleman
Incognito
“ Kamu tidak melihat
dunia dengan tingkat kedetilan yang sangat tinggi seperti yang kamu yakini selama
ini, faktanya kamu tidak menyadari sebagian besar tentang apa yang masuk ke
dalam matamu”
“Otak kita sangatlah
baik dalam mempertahankan keeratan dari sebuah kesatuan, walaupun hal tersebut
disusun dari data yang tak konsisten”
“Perubahan kecil yang
tak terlihat di dalam otak dapat menyebabkan perubahan besar pada perilaku
manusia”
Sekilas Incognito
Kita tidak akan sadar mengenai banyak hal sebelum kita mempertanyakan
kepada kita sendiri kesadaran tersebut
Otak kita adalah benda terkompleks seberat 1,5kg yang telah
ditemukan di dunia ini. Otak kita dibangun dari sel-sel yang disebut neurons
dan glia yang berjumlah ratusan miliar. Setiap sel tersebut sama rumitnya
seperti sebuah kota dan saling berhubungan. Jumlah hubungan tersebut terlalu
rumit jika harus diungkapkan dengan bahasa sekalipun bahasa matematika. Jadi, tanamkan dalam pikiran anda, orang terbodoh yang anda pernah temui tetap memiliki sebuah mahakarya di kepalanya.
Buku ini menjelaskan tentang berbagai perilaku manusia yang
tidak disadari dan bagaimana sebuah pikiran sadar itu terbentuk. Buku ini
sangat cocok untuk siapa saja sebagai pengetahuan umum mengenai diri kita
sendiri. Buku memberikan pengetahuan yang sangat tinggi kepada keberadaan diri
dan mengapa seseorang mencoba melakukan sesuatu.
Membangun Pengalaman
Eagleman mengambil kata Incognito
yang berarti penyamaran. Apa yang kita sadari dan yang kita sengaja lakukan
faktanya hanya sebagian kecil yang terjadi di dalam otak kita. Dibalik itu,
terpapar banyak sekali hal hal di alam bawah sadar kita yang mempengaruhi kita
dalam kehidupan sehari-hari. Alam bawah sadar ini adalah diri kita yang
sesungguhnya dan dia (alam bawah sadar) akan selalu berada dalam penyamaran
dibalik alam sadar kita.
Hal yang sangat mencengangkan dari buku Incognito ini adalah bagaimana Eagleman memaparkan sebuah sudut
pandang baru tentang pengalaman dan penglihatan kita sehari hari. Sepertinya
kita menanggap mata kita seperti sebuah handycam,
telinga kita sebagai microphone dan
otak kita sebagai hard disk yang
menyimpan memori. Saat kita bangun
dan handycam tersebut menyala, kita
akan dapat langsung melihat dunia dan merekamnya di otak kita. Kalau kita membutuhkan ingatan tersebut, tidak jauh berbeda seperti mengambil data dalam hard disk. Ternyata, Eagleman
memaparkan bahwa persepsi ini adalah salah.
Eagleman melakukan experiment dimana saat seseorang menonton
sebuah klip film dimana seorang wanita sedang memasak di dapur. Film tersebut
dipotong, penonton diberikan sudut pandang baru namun wanita tersebut tetap memasak. Sekilas para penonton tidak
melihat hal yang aneh dalam film ini sebelum diberitahu bahwa actor wanita pada
sudut pertama dan sudut ke dua adalah dua actor yang berbeda. Hal ini tidak jauh berbeda seperti anda
yang kebanyakan tidak memperhatikan bahwa di segitiga tersebut mengandung dua yang diulang. Apakah kata tersebut?
Eagleman menyatakan bahwa otak kita tidak memerlukan seluruh
data untuk dapat meninterpretasikan sebuah seusatu di luar sana. Otak hanya
memerlukan beberapa petunjuk kecil yang cukup familiar dan otomatis akan
mencari informasi terdekat di dalam memori kita. Hal ini juga menjelaskan
mengapa orang buta yang mendapatkan penglihatannya lagi tidak dapat
berinteraksi seperti orang normal. Hal ini terjadi karena orang buta yang baru
bisa melihat harus belajar untuk melihat. Kendati dia mendapat banyak informasi
yang dia terima dari matanya, dia tidak memiliki cukup memori untuk
meninterpretasikan informasi tersebut. Alhasil dia hanya kebingungan dan dia harus belajar lagi.
Melihat dengan Otak
Tahun 1960 seorang Ilmuan syaraf otak Paul Bach-y-Rita dari University of Winconsin mencari cara
untuk memberi penglihatan terhadap orang buta. Bach-y-Rita muncul dengan ide
berikut: dia menaruh kamera di kepala seorang normal dan merekam pergerakannya.
Video tersebut diterjemahkan kepada serangkaian getaran yang nantinya akan
dipasang di punggung orang buta. Pada awalnya orang buta tersebut merasa aneh
dengan getaran getaran tidak familiar di punggung mereka. Getaran ini sangatlah
jauh berbeda dengan penglihatan di orang normal. Namun setelah berminggu-minggu
mengenakannya, orang buta tersebut mulai terbiasa dengan getarannya. Secara
mengejutkan, seiring dengan waktu orang buta tersebut tidak hanya menafsirkan
getaran tersebut sebagai panduan dalam berjalan. Namun sudah menjadi indra
tambahan seperti penglihatan yang menyatu dengan tubuh mereka dan membantu
mereka berjalan.
Meskipun otak kita berada di kegelapan mutlak di dalam
tengkorak dan tidak dapat kontak langsung dengan dunia luar dan hanyamenerima sinyal dari neuron. Namun kita dapat melihat dunia yang indah ini
penuh dengan warna-warni. Otak manusia akan menterjemahkan sinyal dari manapun
sinyal itu datang. Tidak perduli dari mata, telinga, atau darimanapun selama
sinyal tersebut konsisten dengan apa yang kita lakukan otak kita dapat
membentuk suatu gambaran di pikiran kita yang disebut penglihatan.
Demokrasi dari
Pikiran
Apa yang terjadi di otak kita tidak jauh berbeda dengan apa
yang terjadi dalam sebuah negara. Otak kita terdiri dari bebagai pakar yang
memliki beragam keahlian yang saling berkompetisi dalam sebuah keputusan. Saat
seorang yang obesitas sedang diet dan ditawari coklat yang sangat lezat,
terjadi sebuah dilemma dalam otak. Sebagian dari otak kita akan mengajukan
untuk memakannya karena menginginkan energy yang banyak dari makanan yang
mengandung gula sedangkan bagian otak lainnya mengajukan untuk menolaknya
karena konsekuensi yang akan dihadapi setelah memakan seperti kesehatan jantung
dan juga obesitas. Bagian-bagian otak tersebut akan saling berkompetisi untuk
jadi pemenang. Pilihan akhirnya berada di tangan orang tersebut apakah
mengambilnya atau mengabaikannya. Yang jelas salah satu bagian otak tersebut
akan kalah dan yang lainnya menang.
Paul McLean pada tahun 1950 menyatakan bahwa otak manusia
dibagi menjadi 3 bagian:
- · Otak Reptil (mengenai bertahan hidup)
- · Lymbic Sistem (mengenai emosi)
- · Neocortex (mengenai pikiran modern)
Detail dari bagian tersebut masih menjadi perdebatan dari
berbagai ilmuan syaraf namun intinya tetap sama. Otak kita terbuat dari berbagai
bagian yang saling berkompetisi. Dominasi dari tiap bagian bergantung dari hal
apa yang kita hadapi dan apa yang ingin kita putuskan terhadap suatu kejadian.
David Eagleman
David Eagleman lahir
di bulan April 1971 dari New Mexico. Ayahnya seorang fisikawan dan ibunya
seorang guru biologi. Eagleman masuk
Alburqueque Academy saat SMU. Dia mengambil gelar sarjananya di Rice University dengan Jurusan sastra
Inggris dan Amerika. Dia mendapatkan gelar Ph.D di Neuroscience daro Baylor
College of Medicine di tahun 1998 d.
Eagleman adalah
direktur dari laboratorium penelitian di Baylor
College of Medicine. Dia adalah board
of director dari beberapa jurnal sains PLos
One dan Journal of Vision.
Eagleman juga menduduki berbagai posisi tertinggi oranisasi dan anggota termuda
dari Board of Director of Long Now
Foundation. Majalah fashion Italia menobatkan Eaglemen sebagai salah satu “Bariniest, Brightest Idea Guys for 2012”
Buku lainnya karya David Eagleman :
Sum: Forty Tales from
the Afterlives, Pantheon Books, February 2009. (Fiction)
Wednesday is Indigo
Blue: Discovering the Brain of Synesthesia, co-authored with Richard Cytowic,
March 2009, MIT Press.
Why the Net Matters:
How the Internet will save Civilization, Canongate Books, 2010.
Incognito: The Secret
Lives of the Brain, Pantheon Books, 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar