Selasa, 15 Januari 2013

Dodo dan Nasi Goreng


Pandangan kabur ,kepala yang seikit pusing, dan keringat lengket karena malam yang panas dirasakan oleh Dodo yang baru bangun dari tidur siangnya. Dodo tidur dari jam 3 sore hingga jam 11 malam. Waktu yang cukup untuk mengembalikan tenaga Dodo setelah dari pagi lelah menunggu dengan cemas dan tanpa kejelasan yang jelas akan seseorang yang sangat berarti banyak bagi kehidupan Dodo baik sekarang maupun masa depannya. Ya, dia adalah dosen Dodo yang tak kunjung datang hari itu walaupun telah berjanji akan datang jam 9 pagi.

Melihat ke dalam rumah yang gelap karena semua orang sudah tidur kecuali Dodo, naluri seorang remaja yang masih dalam masa pertumbuhan pun keluar. Dia mengarah ke sebuah ruangan dimana dia bisa mendapatkan sebuah kehidupan disana. Namun hanya kekecewaan yang Dodo dapat ketika dia melihat tudung saji di dapur sudah tidak pada tempatnya. Tidak jauh dari sana tampak serpihan Ikan Bandeng yang seharusnya menjadi jatah Dodo, telah diambil oleh kucing Dodo yang sekarang telah tertidur pulas di sofa dekat TV.

Berharap bertemu dengan makanan nikmat tengah malam, dodo mengayuh sepedahnya dan mulai berkeliling komplek. Dodo hanya melihat nasi goreng sepanjang jalan. Nasi Goreng adalah makanan menyedihkan menurut Dodo karena tidak bergizi, dan nasinya keras seperti batu yang dikasi pilox warna putih. Namun kali ini ada sebuah warung nasi goreng yang sangat ramai sekali. Teringat pesan dari omnya bahwa “Tukang dagang makanan yang enak adalah tukang yang cepet abis dan bikin antrian panjang.”

Kali ini Dodo pasrah. Sepanjang jalan yang dia temukan hanyalah penjual nasi goreng, dan hanya ada sedikit harapan terbesit bahw nasi goreng ini pun enak.

Dengan harga standar Rp. 7.000 untuk nasi goreng, Dodo kembali mengatuh sepedanya dan pulang ke rumah. Sambil menyalakan laptop untuk mencari tahu apa saja yang di tweet dan di post kan oleh kecengannya di kampus, Dodo mulai menyuap nasi goreng itu.

Diluar dugaan Dodo, nasi goreng itu enak sekali. Rasa asin yang sedikit berlebih membuat nasi goreng itu memiliki rasa yang sangat berbeda dan dibalik asin itu terdapat gurih yang sangat melekat. Walaupun dengan daging yang sangat sedikit, namun rasa nasi dan bumbu nasi goreng itu sangatlah nikmat di mulut dodo. Dodo langsung makan nasi goreng itu secepat kilat dengan hanya 3-5 kunyahan sebelum menelannya.

Tertarik karena rasanya yang lezat, Dodo ingin mengajak teman-temannya untuk makan ke sana. Dodo dengan semangat menceritakan di kampus bahwa nasi goreng paling jawara dan kenikmatannya paling wahid. Sore itu pun selesai dari kampus, Dodo dan 3 temannya pulang ke rumah Dodo. Mereka melakukan aktivitas paling ngetrend dan sangat menjamur di semua kalangan mahasiswa tingkat ahir. Kegiatan yang paling bermanfaat untuk menata masa depan yang suram. Itu adalah PES. Game sepakbola yang memiliki candu di dalamnya.

Saat jam 10 hampir tiba, mereka semua kelaparan. Dodo pun mengajak ke tempat nasi goreng itu. Namun saat melihat keluar, ternyata hujan deras. Cuaca pun sangat dingin sehingga mereka semua menyeduh Milo hangat dulu.

Jam setengah 12 pun hujan reda dan mereka pergi ke tempat nasi goreng. 2 teman Dodo membawa motor dan mereka saling berboncengan. Walaupun jaraknya dekat namun mereka memakai jaket bermotor karena hujan yang cukup deras membuat malam sangat dingin.

Nasi pun dibungkus dan dibawa pulang untuk dimakan di rumah karena takut hujan lagi. Sampai di rumah. Dodo dengan semangat menggembar-gemborkan betapa nikmatnya masakan ini. Dodo sengaja tidak makan dulu karena menunggu teman-temannya menyuap. Saat suapan pertama, expressi wajah mereka menggambarkan hal yang jauh dari ketertarikan atau kesenangan saat orang memakan masakan enak.

“Paan si, nasi ga jelas gini doang lu bilang enak” satu teman dodo mulai membuka bicara

“ Iya apaan si do lebay banget dah lu. Nasi gini mah gw juga bisa bikin, tinggal nasi kasi kecap kasi garem beres. Basi banget si ah.”

“ Gw balik do ah” teman dodo yang ketiga meninggalkan makanannya dan langsung naik motornya pulang dan meninggalkan makanannya di kamar Dodo. 2 temannya pun menyusul namun yang 1 menghabiskan dulu nasi gorengnya dengan cepat, mengejek Dodo dan baru pulang.

Perasaan sedih karena teman-temannya tidak bereaksi seperti diharapkan langsung terpancar. Dodo bengong sambil melihat nasi gorengnya. Dia pun membuka nasi gorengnya dan mencoba merasakannya. Rasanya kali ini dibanding rasa yang kemaren sangatlah jauh sekali. Dodo merasa ada yang aneh. Padahal ketika membeli Dodo masih hafal muka abang-abangnya. Dan orang yang membuat adalah orang yang sama dengan yang membuat nasi goreng Dodo kemaren. Apa mau dikata, Dodo makan nasi goreng miliknya walau tidak habis karena sangat tidak enak, membuang makanan temannya dan langsung tidur.

Selang beberapa hari, Dodo harus mengerjakan skripsi di tempat temannya yang rumahnya tak jauh dari rumah Dodo. Malam itu Dodo sedikit tidak konsen karena tidak biasanya Dodo melihat Icha memakai tank top di rumahnya. Icha adalah anak yang sangat pintar di kampus. Tipikal muka rumus yang selalu berkutat dengan laporan dan rumus. Icha adalah teman Dodo bertanya masalah pelajaran dari semester awal. 
Biasanya Icha memakai baju kaos biasa dan celana piyama panjang. Namun karena hari ini cukup panas, Icha pun mengenakan tank top dan hot pants. Namanya wanita kadang terlihat cantik seringnya si tidak tapi sekalinya kelihatan cantik jadi penasaran dan langsung pengen jadian dan pacaran. Itulah sudut pandang Dodo terhadap wanita. Namun Dodo dan Icha adalah teman belajar dari awal kuliah. Lagi, Dodo tidak tertarik dengan Icha.

Saat Dodo pulang jam 10 malam, Dodo melewati tukang nasi goreng yang sempat sangat enak dan tidak enak itu. Dodo mencoba memberikan kesempatan ke 2 untuk mengetes apakah nasi goreng ini benar-benar enak atau tidak.

“Bang bungkus 1 bang ya!” Dodo langsung memesan

“Ga sama temennya mas?”  Jawab tukang dagang.

“engga, pada ga maen ke rumah.” Dodo pun tersenyum kepada pedagangnya.

Kali ini mata Dodo sangat awas karena Dodo ingin mencari tahu bagaimana nasi goreng ini bisa enak dan bisa tidak enak.  Dodo memperhatikan minyak yang dituang, berapa sendok garam, Vetsin yang digunakan, hingga cara memasak telurnya. Tidak ada yang aneh. Lalu nasi pun dimasukkan ke katel dan diaduk oleh abangnya. Saat diaduk inilah, terlihat oleh Dodo rahasia sesungguhnya rasa asin dan gurih dari nasi goreng yang dimakan Dodo. Dengan mata melotot dan kaget saat memperhatikan pemasakan nasi goreng, Dodo melihat beberapa tetes cairan bening masuk ke wajan nasi goreng. Dodo mencoba melihat ke atas nasi goreng dan memperhatikan abang nasi goreng itu. Terlihat keringat dari abang tersebut mengalir di hari yang panas ini dan masuk  ke katel tersebut. Keringat mengalir dari dahi turun ke dagu dan menetes ke bawah, dari tangan dimana abang tersebut memegang kain untuk menahan panas katel penggorengan itu.

Saat serius memperhatikan hal tersebut, Dodo sedikit terbengong dengan kilas balik pengalamannya saat pertama kali ia membeli nasi goreng di sini. Hingga tiba-tiba
“Bang ini nasi gorengnya silahkan” Abang tersebut selesai memasak dan memberikan kepada Dodo dengan senyum khas pedagang lengkap dengan keringatnya yang masih banyak di wajah dan badannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar